Sabtu, 18 Mei 2019

Manusia dan Keadilan

MANUSIA DAN KEADILAN 

A.   Pengertian Keadilan

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Keadilan oleh plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaanya dikendalikan oleh akal.
Keadilan menurut Socrates adalah keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintahan sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Keadilan menurut Kong Hu Cu adalah keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing- masing telah melaksanakan kewajibannya.
Menurut pendapat umum keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menurut hak dan menjalankan kewajiban. Atau keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

B.   Keadilan Sosial

Dalam dokumen ahirnya Pancasila diusulkan oleh Bung Karno adanya prinsip kesejahteraan sebagai salah satu dasar negara. Prinsip itu dijelaskan “tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka”.

            Sikap untuk mewujudkan keadilan sosial :
·         Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
·         Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
·         Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
·         Siakp suka kerja keras
·         Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Asas terciptanya keadilan sosial :
·         Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sadang dan parumahan.
·         Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
·         Pemerataan pembagian pendapataan.
·         Pemerataan kesempatan kerja.
·         Pemerataan kesempatan berusaha.
·         Pemerataan kesempatan berpatisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.
·         Pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh wilayah tanah air.
·         Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

C.   Berbagai Macam Keadilan

·         Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Tha man behind the gun). Pendapat Plato disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebut sebagai keadilan legal.
·         Keadilan distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally) Sebagai contoh: Ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp.100.000,-maka Budi harus menerima Rp. 50.000,-. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil.
·         Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

D.   Kejujuran

Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan-perbuatan yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah tertetapkan, dan terhubung kepada Tuhan. Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan didapatkan di dunia dan akhirat. Tuhan telah menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan memuji mereka atas apa yang telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun kesabaran. Bahwa mereka itu adalah orang-orang jujur dan benar. Dan pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.

E.    Kecurangan

Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat sekelilingnya hidup menderita.

Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan denagn empat aspek:
·         Aspek ekonomi
·         Aspek kebudayaan
·         Aspek peradaban
·         Aspek tenik

Apabila ke empat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum, akan tetapi apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan. Tentang baik dan buruk Pujowiyatno dalam bukunya "filsafat sana-sini" menjelaskan bahwa perbuatan yang sejenis dengan perbuatan curang, misalnya berbohong, menipu, merampas, memalsu dan lain-lain adalah sifat buruk. Lawan buruk sudah tentu baik. Baik buruk itu berhubungan dengan kelakuan manusia. Pada diri manusia seakan –akan ada perlawanan antara baik dan buruk. Baik merupakan tingkah laku, karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya, namun sukarlah untuk mengajukan ukuran penilaian mengenai halyang penting ini. Dalam hidup kita mempunyai semacam kesadaran dan tahulah kita bahwa ada baik dan lawannya pada tingkah laku tertentu juga agak mudah menunjuk mana yang baik, kalau tidak baik tentu buruk.

F.    Pemulihan Nama Baik

              Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.

G.   Contoh Kasus

Seorang karyawan yang hanya menuntut hak kenaikan upah tanpa meningkatkan hasil kerjanya tentu itu cenderung disebut memras.










DAFTAR PUSTAKA

Manusia dan Penderitaan

MANUSIA DAN PENDERITAAN 


A.   Pengertian Penderitaan

Penderitaan  berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta “dhra” yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, aday yang ringan dan ada yang berat. Namun peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang diannggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitanan bagi orang lain. Terkadang penderitanan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.

B.   Siksaan

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan dalam badan atau jasmani., dan dapat berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan.

Siksaan yang bersifat psikis :
·         Kebimbangan
Dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil.
·         Kesepian
Rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan ramai.
·         Ketakutan
Bentuk lain yang menyebabkan seseorang itu mengalami siksaab batin.

                        Sebab seseorang merasa ketakutan :
·         Claustrophobia dan Agoraphobia
Cloustrophobia adalah Rasa takut terhadap ruang tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seorang berada pada tempat terbuka.
·         Gamag
Ketakutan bila seseorang berada pada tembat yang tinggi.
·         Kegelapan
Ketakutan seseorang bila berada di tempat yang gelap.
·         Kesakitan
Ketakutan yang sebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
·         Kegagalan
Ketakutan yang disebabkan ketikita orang itu berusah untuk mendapatkan apa yang di inginkan namun dia gagal.
Ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat Phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sedangkan alhi yang merawat tingkah laku berpendapat bahwa phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan.

C.   Kekalutan Mental

Kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.
Gejala- gejala seseorang mengalami ketakutan mental :
·         Nampak pada jasmaninya yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
·         Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahan gangguan kejiwaan :
·         Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala dalam kehidupan penderita baik jasmani atau pun rohani.
·         Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
·         Kekalutan merupan titik patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab – sebab kekalutan mental :
·         Kepribadian yang lemah
·         Terjadinya konflik sosial budaya
·         Cara pematangan batin
Prodes kekalutan mental :
·         Positif
Trauma yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup.
·         Negatif
Trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi.
Bentuk frustasi :
*      Agresi adalah kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendalikan.
*      Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan
*      Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama
*      Proyeksi adalah usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
*      Indentifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
*      Narsisme adalah self love yang berlebihan.
*      Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia ril, tidak mau komunikasi dengan orang lain.
Penderita kekalutan mental lebih banyak terdapat pada lingkungan :
·         Kota-kota besar
·         Anak-anak usia muda
·         Wanita
·         Orang yang tidak beragama
·         Orang yang terlalu mengejar materi

D.   Penderitaan Dan Perjuangan

Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan budayanya ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Penderitaaan dikatakan sebgai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melaikan juga menderita. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Dengan cara berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan sertai berdoa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.

E.    Penderitaan Dan Sebab-Sebabnya

·         Penderitaan yang timbul karena perubahan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar.
·         Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapt juga terjadi akibat penyakit , siksaan /adab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimis dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.

F.    Hubungan Manusia Dan Penderitaan

Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.

G.   Contoh Kasus

Pemukulan terhadap pegawai hotel oleh seorang pilot yang dikarenakan seragam yang di setrikanya tidak rapi.








DAFTAR PUSTAKA

Manusia dan Keindahan

MANUSIA DAN KEINDAHAN


A.   Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dengan begitu manusia dapat menentukan perbuatan mana yang positif dan yang negatif untuk dirinya. Manusia dapat diartikan sebagai makhluk sosial, karena manusia tidak bisa hidup tanpa ada bantuan orang lain.

B.   Keindahan

                               I.            Pengertian Keindahan

Keindahan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan, yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan.Keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, permai, cantik, elok, dsb. Benda yang memiliki sifat indah ialah hasil seni, namun itu tidak semuanya hasil seni. Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Keindahan memiliki banyak arti dalam tiap benda atau sesuatu yang dikatakan indah atau memiliki keindahan.
Keindahan menurut para ahli
·         Leo Tolstoy
Dalam bahasa Rusia terdapat istilah “Krasota” yang artinya suatu yang mendatangkan rasa yang menyenangkan bagi yang melihantnya dengan mata.
·         Alexander Baurngarten
Keindahan dipandang sebagai keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur daripada bagian-bagian, yang bangian itu berhubungan satu sama lain.
·         Khalil Gibran
Kenidahan adalah suatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima.
Menurut luasnya keindahan dibagi menjadi tiga yaitu :

·         Keindahan dalam artian luas, Keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
·         Keindahan dalam arti estetika murni, Pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
·         Keindahan dalam artian terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.

                            II.            Penilaian Estetik

Nilai Estetik merupakan penilaian terhadap segala sesuatu yang mencakup dalam pengertian keindahan. Estetik berasal dari kata estetika yang berarti dari filsafat dan estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dari suatu objek yang indah. Nilai Estetik memiliki 2 nilai pendukung yaitu Nilai Ekstrinsik dan nilai Intrinsik.

·         NilaiEkstrinsik
Nilai yang berasal dari luar benda atau suatu benda itu sendiri yang bersifat baik dari suatu benda sebagi alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya.
·         Nilai Instrinsik
Nilai yang terkandung dari benda atau suatu benda itu sendir, yang bersifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, atau demi kepentigan benda itu sendiri.

                         III.            Makana keindahan

Keindahan secara akademis sudah dikaji manusia sejak abad ke-18, pada saat para fislsuf banyak tertarik untuk mengembangkan estetik. Dan cabang dari filsafat yang tidak lain tentang keindahan.
Pengelompokan pengertian keindahan :
·         Keindahan berdasarkan pada titik pijak atau landasannya.
·         Keindahan berdasarkan pada cakupannya.
·         Keindahan berdasarkan pada luas sempitnya.

                         IV.            Renungan

Renungan berasal dari kata renung, merenung yang artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Pemikiran filsafat mempunya ciri sebagi berikut :
·         Menyeluruh artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu.
·         Mendasar artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental, sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap bidang keilmuan.
·         Spekulatif artinya hasil pemikiran yang dapat dijadikan dasar untuk pemikiran pemikiran selanjutnya.

                            V.            Keserasian

Keserasian berasal dari kata “serasi” dari kata dasar “rasi” yang artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan, sesuatu yang serasi tentu tampak indah dany yang tidak serasi tidak indah. Karena sebagian alhi pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat suatu hal.
Keserasian merupakan perpaduan antar warna, bentuk dan ukuran. Keserasian juga merupakan pertentangna antar nada-nada tinggi dan rendah, keras lembut, panjang pendek.

C.   Manusia Dan Keindahan

Akal budi merupakan kekayaan manusia tidak dimiliki oleh makhluk lain. Oleh akal budi manusia memiliki  kehendak atau keinginan pada manusia itu tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda.
Keindahan yang bersifat jasmani dimaksudkan ialah keindahan yang dapat “menyenangkan” atau “memuaskan” indera manusia; baik indera penglihat maupun indera pendengar. Keindahan yang bersifat rohani dimaksudkan keindahan yang dapat “menyenangkan” atau “memuaskan” batin manusia.
Persepsi manusia terhadap keindaham antara yang satu dengan yang lain itu tidak sama.Sebab persepsi manusia terhadap keindahan snagat ditentukan oleh daya penggerak yang menjadi sumber timbulnya kehendak atau keinginan terhadap keindahan itu sendiri.
Keindahan subyektif sangat bergantung kepada selera perorangan, karena memang sangat relatif. Ia bersumber dari asas kegunaan benda tadi bagi masing-masing individu. Keindahan obyektif disamakan dengan kebenaran. Keindahan adalh kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Sebab keduanya memilik nilai yang sama, yaitu universal dan abadi. Disamping itu juga mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.
Cara mengusahakan supaya rasa keindahan atau minat terhadap keindahan itu cenderung kepada keindahan obyektif, tidak lain melatih mendengarkan “bisikan” akal dan budi dan berbuat sesuatu yang sesuai dengan bisikan akal dan budi tersebut; sebab hanya pada akal dan budi itulah sesungguhnya letak “kemanusiaan”.

D.   Contoh kasus

Gunung ijen sebuah gunung berapi aktif yang memiliki ketinggian 2.443 mdpl. memiliki luas danau sekitar 5.466 hektar. Ketika pukul 02.00 sampai pukul 04.00 disekitar kawah kita akan menemui blue fire dan keindahan blue fire hanya ada 2 dunia yaitu di Islandia dan Indonesia.







DAFTAR PUSTAKA

Arsitektur Web Dan Aplikasi Utama

Arsitektur Web Dan Aplikasi Utama Web Belanja Online Kali ini kita membuat Website Toko Online yang kita beri nama “SECOND STOP”...